Warga Kota Agung Barat Meninggal Usai Ditikam, Keluarga Minta Pelaku Dihukum Berat
Warga Kota Agung Barat Meninggal Usai Ditikam, Keluarga Minta Pelaku Dihukum Berat
Tanggamus — Upaya tim medis untuk menyelamatkan Johana, warga Bellu, Kota Agung Barat, tidak membuahkan hasil. Luka tusuk yang sangat dalam di beberapa bagian tubuhnya menyebabkan korban akhirnya meninggal dunia. Kabar duka tersebut dikonfirmasi pihak keluarga.
Anak korban, Joni, yang masih dalam perjalanan membawa jenazah sang ayah untuk dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) pekon setempat, tidak mampu menyembunyikan kesedihannya.
“Keluarga korban berharap aparat penegak hukum menghukum pelaku seberat-beratnya. Kami tidak terima atas perbuatan pelaku terhadap ayah kami hingga ayah meninggal. Keadilan harus ditegakkan tanpa pandang bulu,” ujarnya dengan nada penuh emosi.
Peristiwa tragis tersebut terjadi pada Jumat, 14 November 2025, sekitar pukul 09.30 WIB, di depan kios kosong milik Edi Fachrurrozi. Belum diketahui penyebab pasti terjadinya keributan, namun informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa pelaku dan korban sempat terlibat adu mulut sebelum insiden berdarah terjadi.
Pelaku berinisial Junai, seorang pria paruh baya yang juga merupakan mantan kepala pekon, diduga menusuk korban menggunakan pisau garot berkali-kali. Tindakan itu sontak mengejutkan warga setempat.
Saksi mata menyebutkan bahwa korban sempat berusaha menyelamatkan diri. “Johan yang bersimbah darah masih sempat berlari sempoyongan menuju simpang Pekon Wonosobo sambil meminta pertolongan,” ungkap seorang saksi.
Setelah insiden tersebut, pelaku akhirnya menyerahkan diri ke Polres Tanggamus dengan diantar oleh keluarganya. Hingga kini, polisi masih melakukan pendalaman terkait motif dan kronologi rinci peristiwa tersebut.
Sementara itu, keluarga besar korban masih diselimuti duka mendalam atas kehilangan yang begitu tiba-tiba.
Keluarga menegaskan bahwa hilangnya nyawa seorang manusia tidak dapat ditoleransi, terlebih jika dipicu persoalan sepele. Mereka berharap proses hukum berjalan transparan dan pelaku dijatuhi hukuman setimpal.
“Jabatan boleh berganti, status sosial bisa berubah, tetapi pertanggungjawaban atas perbuatan yang merenggut nyawa ayah kami harus ditegakkan. Kami meminta pelaku dihukum seberat-beratnya sesuai perbuatannya,” tegas pihak keluarga.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa konflik sekecil apa pun tidak seharusnya berakhir dengan kekerasan, apalagi hingga menelan korban jiwa. Masyarakat berharap kasus ini ditangani secara profesional dan memberikan rasa keadilan bagi keluarga korban.
(TOMI)




Tidak ada komentar